Senin, 28 Oktober 2013

INGATLAH MASA LAPARMU SEBELUM MELAHIRKAN ANGKUHMU

Sedalam apapun ketajaman runcingnya sebuah taring taring ke’egoisan menikam jua menguasai semua besitan rasa diantara keinginan bahasa tubuh maka semuanya akan tetap menjadi kepastian yg sederhana selama kemilau cahaya kejenuhan nan berdiam angkuh dilobang kalbu sanggup kita binasakan karena hikmah dibalik kesederhana’an pastilah akan selalu mampu teruntuk membawa prilaku diri kebelanga keikhlasan tanpa ingin sekalipun membeda bedakan antara memiliki seribu goresan ketiada’an dengan berjuta juta keharuman puspa kelebihan lantaran hasrat nan bersemayam dalam raga takkan lagi pernah meronta walaupun langkah langkah hidup masih berpayungkan kepedihan sebab sanubari telah meyakini bahwa anugerah buat diri bukanlah hukuman untuk kehidupan kita niscaya sebahagia apapun titian perjalanan nun terjalani janganlah sesekalipun menghapus bekas noda noda kesedihan yg dahulu jiwa rasakan dahaga laparnya & sehina apapun beranda tempat memulai tiap tiap perjuangan tetaplah untuk terus belajar menepiskan titik keluhan akibat lantangnya suara sumpah penghina’an karena semua manusia senantiasa memeluk lukisan takdir nan sama tanpa menilik mengikuti sebuah kasta yaitu karma menangis jua tertawa berselimutkan kematian maka sebelum hempasan badai kesombongan tersebut berbalik membunuh diri sendiri marilah kita menghormati setiap hamba sahaya meskipun mereka mereka kumuh serta tetap menghargai sebentuk ringkasan ringkasan kisah dimasa lalu supaya nurani ini bisa memiliki kemampuan teruntuk merajut elegi perbuatan yg hendak dituangkan apakah sudah sesuai dengan norma norma mayapada ataukah keluar dari batasan ketentuan nun mengakibatkan luka bagi manusia lainya

                                                            By.Dakara effendi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar