Kamis, 30 Januari 2014

CERITA DARI KISAH

Sampai cahaya purnama malam jua sinaran pelita gejora menepi serta hingga sampai hangat kemilau mentari pagi terpancung binasa oleh temaram sang senja niscaya semestinya segala ukiran kisah yg dituangkan kedalam cerita bukanlah segenggam dongeng fatamorgana atau sekedar barisan aksara nun puitis ataupun romantis belaka tetapi ialah sesuatu kebenaran tragedi alam nyata & cerita dunia mata hati nan terlahir diciptakan melalui cawan cawan tempat pengetahuan atas berjuta juta pengalaman yg telah ditela’ah dipahami sebelum dijabarkan menjadi satu pengertian pengertian sederhana diantara nun bersahaja niscaya tiada perlu melahirkan kembali senandung puisi jikalau didalam bait bait syair tersebut hanya sekedar barisan kata kata merdu namun tidak mengandung makna bertuah tanpa dusta serta tiada perlu jualah menyanyikan senandung irama lagu terindah apabila tidak ada setitikpun kemagisan nun tersimpan disetiap bahananya karena sederhana ataupun buruk sekalipun segalanya akan pasti selalu mampu menjadi ketentuan yg lebih baik selama prihal tersebut tiada berbeda dengan kenyata'anya maka senantiasa tersenyumlah dengan tawamu sendiri jua menangislah bersama kesendihanmu sendiri tanpa setiap dari kita harus belajar membohongi diri sendiri demi sesuatu tujuan supaya agar peraduan kita tiada dijadikan ruang pembaringan letak pengasingan lantaran menjadi jiwa sendiri ialah satu keindahan nan sempurna apapun adanya diri kita


                                                                            By.Dakara effendi

Sabtu, 25 Januari 2014

BURUK UNTUK KITA BELUM TENTU BUAT MEREKA

Siapapun adanya seorang kita ataupun kalian hingga mereka mereka maka selama diri ini selalu menganggap bahwa setiap makna pengertian sampai ilmu yg dijabarkan kedalam sebuah lembaran lembaran kenyata'an adalah sesuatu nun paling terbenar diantara yg benar & senantiasa menganggap jika pengetahuan jiwa jiwa manusia lainya hanyalah sekedar slogan slogan kekosongan tanpa pengkajian satu kenyata’an niscaya sesungguhnya pada saat itu kita semua telah menunjukkan kepada setiap desahan nafas jaman bahwasanya diri ini bukanlah siapa siapa bahkan mungkin tiada pernah menjadi apa apa diantara sesiapapun selain hanya menjelma menjadi hamba sahaya yg cuma pintar namun tolol serta selalu mengetahui tapi tidak kuasa mengerti maka alangkah baiknya apabila kamu aku beserta kalian teruntuk belajar berhati hati tatkala mencipta atau melahirkan falsafah keruangan arena insan insan fana yg disebut semesta mayapada karena masih terlalu banyak sanubari sanubari nun sebenarnya begitu jauh lebih mengerti melebihi pengelihatan kita akan tetapi mereka lebih suka dianggap tidak mampu memahami segala kepastian kisi kisi kehidupan dimana manusia tersebut lebih memilih terlihat tolol dihadapan cermin prasasti prasasti bodoh yg hanya sebatas diperoleh lewat barisan aksara aksara dari dalam ruasan ruasan isi pustaka ataupun melalui deretan deretan cerita suara nan dialkisahkan kembali & bukan sesuatu ilmu nan didapatkan atas hikmah pengalaman tentang panjangnya perjalanan lantaran sebab takkan mungkin selama lamanya sipencela akan selalu lebih baik melebihi hamba hamba yg dihina sepertihalnya tangan kanan nun tiada mungkin akan senantiasa terbaik melebihi tangan sebelah kiri

                                                                           By.Dakara effendi

Jumat, 24 Januari 2014

CELOTEH

Sedetik semenit ataupun hingga sampai seputaran hari nun datang berlalu pastilah akan selalu mampu untuk memberikan jua menciptakan sebentuk alibi kepada setiap manusia agar dirinya senantiasa tetap sanggup bertahan hidup menghadapi berbagai macam keada’an mulai dari kesungguhan & pendusta’an namun teruslah berjuang menguak bongkahan karang kebenaran serta teruskanlah dalam memperjuangkan keyakinan tentang begitu sempurnanya senyuman suwargaloka sesakit apapun perih yg harus dinikmati tatkala melangkah diatas jalan jalan’NYA nan tiada pernah mudah seperti kesemuan lingkup jalan dajjaliyah supaya sewaktu kehalusan sukma  ini diharuskan pergi melayang teruntuk kembali ketempat keabadian kita semua telah memiliki sebuah pilar pilar kenyata'an alasan bahwasanya diri telah selesai mengerjakan segala kisah fana dengan semestinya walau goresan goresan lukisan tersebut tiada berbingkai indah seperti kelambu jiwa jiwa terpilih serta bukan menghidar pergi sebagai seorang pencundang ataupun  bagaikan pengecut nan lari meninggalkan ranah pertempuran niscaya janganlah berdiam menunggu waktu yg tepat teruntuk berjalan memulai sesuatu impian karena perputaran roda roda waktu takkan pernah sejenakpun menanti letak belanga kita berdiri maka buktikanlah jika kita sanggup menapaki tiap tiap singgasana dipucak harapan bersama gerakan gerakan titian usaha diantara kemilau lembayung doa doa nun dimunajahkan tanpa mendustakan firman firman ILLAHI dengan mengais senyuman senyuman lewat pesona lekuk tubuhnya ( kaum hawa ) atau sengaja membelenggunya melalui ketampanan garis wajah ( kaum adam )  bagaimanapun sulitnya keada'an hidup kita diwaktu itu

                                                                           By.Dakara effendi

Sabtu, 11 Januari 2014

SEJENAK ABAIKANLAH KASTA

Ungkap katakanlah tentang segala isi bentuk wujud asa nun mengendap membelenggu kedamaian dalam kalbu apabila prihal gambaran sketsa harapan tersebut mampu teruntuk dilukiskan melalui senandung suara berbentuk barisan kata kata itupun apabila kita telah begitu meyakini bahwa nurani ini memang mengasihi jua merindukanya meski sedang berada berjibaku diantara keramaian karena terkadang terlalu samar untuk sanggup diketahui jika tiap tiap putaran detik waktu nan berlalu itu apakah selalu pasti memiliki satu kepastian angkara teruntuk merubah sederet rasa awal serta seuntai tujuan keada'anya yg sudah menyatu menjadi tidak peduli dengan keberada'an kita sebagai mahluk sipendamba anugerah namun selalu ada saatnya buat setiap manusia supaya tiada menunggu tepat waktu karena sang waktu tidak pernah berhenti untuk menanti derapan derapan langkah kita agar segera hadir menapaki tangga tangga rotasinya niscaya buanglah buih ketakutan dari dalam empedu jiwamu & janganlah pernah gentar menghadapi kepastian disegala kenyata’an mengenai apapun prihal kehidupan dalam bentuk aral yg disebut belenggu kegagalan lantaran sebab nun jauh lebih penting ialah kita tidak kembali hening membisu terpasung oleh angan angan diantara kebimbangan sesuatu rasa dilema dimana hingga pada akhirnya kitapun terpaksa harus menangisi kehidupan diantara ilalang ilalang penyesalan yg tiada mempunyai dinding pembatas letak pengakhiran niscaya kikis sirnakanlah gejolak hasrat nun menyiksa keteduhan kalbu jua lahirkanlah seribu tanya agar supaya kita mengetahui hitam putih  jawaban dari guratan nun ingin dilukiskan

                                                                            By.Dakara effendi

BIARKAN IA HIDUP DENGAN KESALAHANYA SENDIRI

Memiliki segala wujud lingkaran tentang rupa kemewahan hidup bukanlah sebuah titik kewajiban nan musti harus direngkuh disetiap penyatuan puing puing harapan meskipun hal itu adalah satu keinginan yg selalu pasti ada bersemayam diantara semua bongkahan cita cita manusia & begitupun mendapatkan bingkai bentuk impian terindah jualah bukan seribu keharusan teruntuk bisa dinyatakan akan keberada’anya walaupun asa tersebut ialah sesuatu impian setiap hamba sahaya nun takkan mungkin hatinya pungkiri karena selalu tercipta masanya untuk kita supaya hanya memandang kesatu titik tujuan yg dimana mimpi mimpi itu senantiasa berbalik membalas seraya menyaksikan keletak arah pandangan sipenyaksi tanpa dia memperdulikan lekuk paras terindah hingga sampai ketahta penopang kasta dunia dimana serta bahwa tiada mungkin akan selamanya angkara kelam menjadi letak kesalahan diantara nun seringkali pasti disalahkan manakala kita memilih prihal yg menurut mereka salah lantaran satu kenyata'an nan sengaja selalu dilupakan oleh keangkuhan ego manusia yaitu bahwa tidak selalu apapun yg matanya lihat jua telinga mereka dengarkan akan senantiasa pasti benar seperti keada'anya niscaya berhentilah melukis kedamaian jikalau keyakinan telah sirna ditenggelamkan kejenuhan tetapi tetaplah terus merenda merajutkan benang benang tulah selama keteguhan itu masih mengalir mengisi tiap rongga rongga sekujur raga jua segeralah menyeka menghapus deraian airmata luka akibat buah pendusta’an ataupun elusan kekecewa’an nan sengaja disisipkan oleh pemilik takdir hidup lainya sendari kita mengucapkan hiduplah seorang kamu bersama hitam pelukan bayang bayang kesalahanmu sendiri

                                                                           By.Dakara effendi