Setiap manusia pastilah
memiliki sebuah aliran gejolak rasa kebersahaja’an didalam dirinya tanpa
memilah siapapun insani tersebut didunia ini kecuali mahluk yg telah dilaknat
oleh sang pencipta tetapi tidak semua jiwa jiwa akan selalu mampu untuk menuangkanya
menjadi satu kebenaran nun hakiki manakala sedang memberi seribu kasih ataupun sewaktu
menerima berjuta juta umpatan caci maki sebab ketulusan nan sesungguhnya bukan
lantaran karena kita telah mempunyai segenggam kuasa teruntuk menerima segala
kekuranganya tetapi keihklasan yg sebenarnya ialah seikat kebaikan sejati
diantara tekanan ego sampai nurani tatkala diri mampu untuk tidak membeda
bedakan keberada'an antara satu dengan lainya sewaktu tatapan mata raga
dihadapkan dengan wujud berbeda nun dirasakan jauh lebih buruk daripada diri
kita sendiri & begitupun dengan sebuah fatwa pemberian terindah dimana
sekuntum berat beban pemberian terbaik tiada selamanya akan ditimbang melalui
gerbang neraca agar bias diketahui sudah seberapa banyak atau sebesar hingga
sampai seberguna apakah pemberian yg telah diri kita hibakan kepada mereka
mereka karena sesungguhnya seuntai pemberian tersempurna ialah disaat kalian
sanggup untuk memupuskan semua kebaikan nan dirimu berikan dari ingatan jua
bayang bayang lamunan kesendirianmu bahwasanya dahulu engkau pernah membantu
orang orang diantara hidupmu teruntuk kembali berdiri menghapuskan tulah
kekecewa'an serta membantu memapahnya keluar dari dalam belenggu rantai
keterpurukan niscaya jangan sekalipun mengatakan jikalau diri tulus memberi
apabila masih berkaca dibenggala duniawi jua janganlah pernah mengihwalkan bahwa
kita ikhlas dalam memberikan sekelumit bantuan andai pertolongan tersebut masih
lidah ini ceritakan terhadap jiwa lainya
By.Dakara effendi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar