Sabtu, 29 Maret 2014

SEMUA MASIH SEBATAS SINGGAH

Mungkin lentera kelopak mata takkan pernah selama lamanya mempunyai satu akar kesanggupan untuk menyaksikan keindahan panorama yg berderet mengisi alam semesta dimana tiada mungkin pula indra daun telinga akan selalu pasti mampu teruntuk senantiasa mendengarkan setiap senandung irama penghuni duniawi nan sedang berdendang karena segala sesuatu tentang kebenaran rasanya masih bersifat sementara namun meskipun tidak dikuasakan bisa melihat ataupun tiada mendengarkan maka bukan berarti semua lajunya akan menjadi gelap tanpa bias bias cahaya atau segala gemericiknya suara akan berubah hening membisu tanpa ketukan ketukan nada lantaran  sesungguhnya segenap kelebihan setiap manusia itu senantiasa berada diselipkan diantara nadi nadi kekuranganya dimana seutuhnya apapun nun selalu manusia anggap sebagai seribu kelebihan sebenarnya prihal tersebut adalah seonggok tunas kekurangan yg disamarkan oleh cadar kecongkakan tetapi janganlah sekalipun kita menangisi anugerah berbentuk kelemahan nan berkepanjangan karena siapapun hamba sahaya tersebut pastilah memiliki telaga takdir tempat senyuman serta jangan pernah pula kalian tertawa penuh angkuh diatas kesempurna’an senyuman yg bersemayam dikeindahan pelukanmu sebab tiap tiap insani pastilah telah tersemati karma tangisan duka keterpurukan niscaya janganlah terlalu sombong tatkala sampan kehidupanmu dipayungi dengan berjuta juta lembayung kenikmatan ataupun disaat tarian tarian gerakan usahamu seringkali diberkahi kemudahan kemudahan disetiap jalan perajutan asamu karena ketahuilah bahwa disini takkan mengalir curahan airmata kesedihan akhir zaman jua tiada mungkin pernah ada sesungging senyuman nirwana yg mampu tumbuh hidup dialtar dunia dimana semua keharuman wangi bunga masih bersifat singgah kadang untukku terkadang teruntuk dirimu

                                                                             By.Dakara effendi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar