Rabu, 26 Maret 2014

MEMBELAH BUAH RASA

Walaupun terkadang pengharapan disetiap kemauan jauh melebihi kemampuan diri sendiri tetapi sangatlah manusiawi jikalau semua hamba sahaya senantiasa mempunyai denyut besitan keinginan teruntuk meraih hingga sampai kuasa dirinya miliki tentang segala kisi kisi bentuk harapan sesuai seperti  dengan lukisan yg mengitari bingkai impiannya serta sangat begitu wajar andai tiap insani menciptakan wujud perminta’an dikala kesendirian meskipun pinta tersebut jauh dari kemungkinan bila armada itu akan sanggup berlabuh didermaga laksana sketsa bayangan bayangan perjalanan didalam sugestinya namun betapa tidak manusiawi apabila simahkluk beratma fana pemilik hak atas dosa dosa senantiasa memaksakan jiwanya untuk melukis rupa wadah benggala asa  melampaui kemampuan kodrat hidunya sebagai nafas perencana bukan sipenentu ketentuan dimana hingga pada akhirnya iapun menyalahkan kisah kehidupan dengan mengatakan bahwa sang pencipta tidak adil menganugerahi rakit takdir tatkala benang benang impian yg sedang dirajutnya tiada kunjung terijabahi menjadi sejadah kebahagia’an surga maka jikalau memang beranda jalan hidup tidak ingin terjamah oleh kibasan kibasan jemari dilema aral namun terabaikan oleh kasih ILLAHI niscaya jalanilah kehidupan ini tanpa detakan detakan keimanan tapi apabila diri menginginkan setiap desahan nafas senantiasa dihargai dengan kedamaian nurani meski selalu dipenuhi berjuta juta perih manakala menyatukan serpihan serpihan elegi niscaya siapkanlah letak tumpuan ketujuh lobang hati lantaran sebab semakin dekat kita dengan sang DZAT tersempurna maka ujian kehidupan itupun akan semakin tajam menggores rasa diantara sendi sendi urat nadi

                                                                       By.Dakara effendi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar