Dan janganlah hanya berdiam
membisu kekosongan angan angan dikala meminta sebilah kepastian nan sanggup
untuk dirasakan dari sederet buah munajah pinta kepada sang pencipta tetapi
sibak carilah segala jawaban doa doa yg telah dipanjatkan menuju penghujung
balik awan lantaran karena kententuan tersebut sama seperti halnya kenyata’an
dilingkaran gerak kehidupan bahwa selama lamanya sebuah genangan nirmala dalam
cawan takkan pernah kuasa digunakan sebagai pelepas dahaga apabila tiada
gerakan jemari tangan nun meraih memegang teruntuk mengambilnya serta buang
campakanlah sejuta keraguan atas sekelumit kebimbangan pasu sebab apakah
mungkin keinginan akan terdengarkan andai aksara yg terucap berbeda penggalan
kata dengan atma terpilih (kekasih allah) niscaya peganglah perminta'an bersama
keyakinan sejauh bismillah nan dijadikan awal ucapkan langkah pendakian
walaupun diri ini masih berselimutkan keburukan penuh kesalahan karena setiap
takdir manusia selalu pasti memiliki misteri kemustajabahan doanya sendiri
sendiri meski kita adalah kaum bromocorah bukan ulama jua seorang ustadzah yg
selalu belajar menutupi setitik kekurangan dengan seikat alibi terbaiknya agar
sanggup terlihat simpatik ataupun berkharisma namun biarpun mungkin pengertia’an
ini hanyalah sekedar falsafah sederhana tanpa dipayungi oleh makna sempurna
maka sekeras apapun hempasan badai hina nan terlahir melalui cerca oran lain tetaplah
berpegang kepada kenyata’an bukanya sebatas kidungan suara merdu sebab setiap
insani masih tetaplah harus mengayuh dayung untuk membawa sampan karma hidupnya
berlabuh kesatu letak keberada’an dermaga tempat tujuan manusia itu sendiri
sendiri
By.Dakara effendi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar