Seistimewa apapun segala
bentuk cara yg akan manusia lakukan untuk dirinya merawat atau mempertahankan
rona rona keindahan pesona paras wajah hingga sampai kesetiap lekukan semua
sendi sendi tubuhnya niscaya semua gerakan tersebut pastilah hanya akan tetap
menjadi usaha usaha yg sangat percuma sia sia lantaran karena pada akhirnya perilaku
itu tiada ubahnya bagaikan sinaran warna jingga senja nan pastikan selalu pupus
sirna tergilas renta oleh pijakan pijakan langkah rembulan diantara kerlipan
cahaya gejora dimana kesemua itu
sangatlah sama dengan tragedi disisi tepian lain bahwa sehebat apapun manusia ingin
menutupi tiap celah celah kekuranganya dalam kehidupan maka selamanya pulalah
diapun hanya akan dikuasakan mendapatkan kebohongan atas semua tarian nan
dirinya dikerjakan sebab sebelum opini itu dikerjakan seutuhnya ia begitu
mengerti bahwa mengelabui kepastian takdir illahi adalah sebuah perjalanan
bodoh yg sangat menjijikkan namun cuma satu serta hanya satu sahaja nun takkan
pernah menjelma ataupun berubah menjadi usang dipenuhi garis garis keriput
termakan usia yaitu suara kalbu itupun apabila setiap diri kita memiliki kesanggupan
untuk senantiasa terus menjaga seraya
menyiraminya dengan nirmala berdoa beserta lafa lafal’NYA supaya agar ketujuh
lobang dihati kuasa diberkahi senandung syair hoffi karena walau sepintas sama
tapi lembaran kulit pembungkus tubuh tersebut berbeda tiada sama dengan selimut
dalam sanubari
By.Dakara effendi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar