Selasa, 06 November 2012

BERKACALAH

Menyentuh sebuah kesendirian peran diantara opera kehidupan seseorang yg masih begitu labil akan pengertian tentang setitik penyikapan dari sesuatu cikal bakal keseimbangan tidaklah semudah seperti mata nun terbinar menatap angkasa seraya menggumamkan baitan aksara serapah atas belanga pemberian nan mungkin masih senantiasa berbuah rasa tiada sempurna niscaya telah semestinya kita harus menguasai keindahan bermain paras wajah untuk menyimpan gejolak amarah dalam dada & rela meneguk bulir bulir getah tetesan empedu manakala tutur lembut senandung petuah hanya sanggup menciptakan senyuman pura pura ataupun cuma berbalaskan dendang suara bibir yg mendecak sinis tanpa sebelumnya mereka ingin berfikir dahulu akankah jiwa sang penderma tidak meratap sendu andai menyaksikan permata nun dihibakan dilumuri dengan lumpur lumpur penghina'an serta pembodohan zaman maka ingatlah selalu wahai atma atma penuh keangkuhan bahwa peradaban dunia sesungguhnya tidaklah pernah berubah sebab seiring waktu nan bergulir kembali diapun pasti akan membawa kisah bahagia baru diantara cerita penuh air mata teruntuk setiap nyawa supaya belajar mengilhami mengapa terkadang tuhan tiada segera menganugerahi doa doa yg terus merangkak meminta cahaya keselaran menuju benggala tempat menghakimi diri sendiri sebelum kita menujukan jari telunjuk sendari berkata engkau bersalah

By.Dakara effe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar