Lika liku cerita duniawi terus menetes menghujani lembaran
lembaran kering takdir kehidupan hamba sahaya dengan butiran butiran
kisah takdirnya sang dzat maha sempurna dimana kesemua itu akan
senantiasa singgah dari mulai terjaganya mata raga hingga sampai
keterpejamnya ketujuh mata penuntun sukma agar nyata untuk manusia
rasakan setiap jengkal ketentuan sebagai karma nafas nafas fananya
ataupun sebagai nirmala pembasuh lelah jiwa disaat bercengkrama mesra
bersama keabadian alam maya hingga teruntuk berlari menepis kemagisan
seonggok tulah atas makna hitam mimpi mimpi namun jangan disesalkan
& menyalahkan keada'an apabila esok sekuntum senyuman kedamaian
semakin terasa singkat dirasakan tatkala satu genggaman harus dipisahkan
dengan jemari kebersahaja'an nan keberada'anya hanya sekedar dibuat
sebagai bingkai perbandingan niscaya nanti diripun harus belajar untuk
ikhlas menerima saat disepanjang jalan perjalanan kita semua cuma akan
dikuasakan menemukan pintu pintu gerbang kesombongan jua kebohongan
sebagai ruang awal memulai setiap titian harapan namun percayalah bila
pastikan selalu ada kasa penyeka air mata penyesalan dalam dogma
meskipun itu cuma sekedar pemanis semata karena hati juga musti meyakini
jika tiap tiap tingkah raga atau jiwa yg sudah dilukiskan untuk mereka
mereka pasti akan kembali berbalik menjadi sesuatu pelapas lapar dahaga
kita sendiri
By.Dakara effe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar