Jumat, 02 Desember 2011

INDANYA SEORANG MUSAFIR

Ketika getaran denyut nadi imajinasi tengah bersugesti untuk mencari bilah gambaran warna cita - cita paling terindah niscaya bukanlah hanya irama fatwa sang pencerah nun selalu pasti menjadi titik media pencaharian utama demi terciptanya satu wujud harapan dimasa depan namun kisi-kisi impian tepi jalanpun akan tetap dijadikan sebagai neraca pengukir pertama tatkala memilih butiran - butiran asa sebab impian insan tersisih pastilah akan lebih indah & mulia daripada harapan seorang hamba yg telah dianugerahi harta jua memiliki kuasa diatas derajat tahta

By.dakara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar