Jumat, 29 Agustus 2014

BERHARGANYA LUKISAN LAMA

Akibat sekelumit jeratan belenggu dari sebuah gejolak alibi yg terlahir melalui celah ruangan pembenaran dirinya sendiri maka masih sangatlah terlalu banyak manusia manusia nan sengaja tidak ingin memiliki satu lingkaran perigi dalam jiwanya untuk seorang ia meletakkan setiap serpihan puing puing kisah hidup dimasa lalunya sehingga dengan begitu sangat mudahnya lekukan bibir mereka menyerukan kata kata yg lalu biarlah berlalu tanpa terlebih dahulu ingin memahami apakah makna isi ucapan tersebut sebelum dirinya memutuskan bahwa ucapan fatwanya tersebut menjadi salah satu bagian keyakinan dari semua simpangan jalan kehidupanya niscaya tiada berguna lagi untuk diperdebatkan apabila kini yg tersisa hanya segelintir manusia sahaja nun masih mempunyai sekatan tungku ditiap sendi sendi nadi yg digunakan untuk menyematkan gambaran cerita lalu supaya keutuhan rasa dihidupnya selalu bisa teruntuk mencerminkan segala langkah langkah barunya dihadapan benggala titian lama karena sesungguhnya tiada sesiapun hamba sahaya yg ingin kembali terjebak jua sampai melakukan kesalahan nan sama untuk kedua kalinya dimana telah semestinya kitapun harus menyadari jika sebenarnya gumpalan gumpalan ukiran kisah lalu adalah sebuah unsur yg sudah berjasa bagi diri kita sebab keberada’anya telah kuasa menempa nurani menjadi jatidiri yg dewasa tatkala lemahnya raga menjalani karma sebab ketahuilah bahwa buah ulah tingkah dimasa lalu tersebut ialah seuntai belati hidup nan senantiasa sanggup teruntuk memberikan kebenaran bila masa depan itu tidaklah pernah ada diatas altar altar duniawi karena seratus tahun kedepan sekalipun tetaplah akan menjadi lembaran lembaran kenangan usang diantara kegersangan beranda masa lalu

                                                                            By.Dakara effendi

Senin, 25 Agustus 2014

PERTEMPURAN HATI

Mengapa harus selalu bermurung durja seraya bersumpah serapah apabila kesedihan tersebut hanya karena disebabkan oleh cahaya pijaran pelita kehidupan kita yg berbeda tiada sama cerah seperti dengan milik mereka mereka nan mempunyai keindahan karma dunia fana serta kenapa jua musti mengutuk perjalan langkah diri sendiri jikalau sumpah nestapa itu hanyalah dikarenakan oleh pijakan pijakan cita cita yg masih senantiasa mampu berakhir dipenghujung hamparan sugesti ataupun ilusi maka tetaplah untuk selalu tersenyum manakala menghadapi gema suara sumbang sebuah perguncingan disetiap penghina’an tanpa jiwa merasa bahwa kita telah diasingkan & teruslah memijakkan langkah langkah untuk menjemput buah asa meskipun kokohnya dinding karang sejuta aral seringkali menghalangi keyakinan diri sebab sekeras apapun bebatuan duniawi niscaya batu itupun pastilah akan hancur terlobangi oleh nirmala nun jatuh menetes istiqomah diatasnya maka mengertilah wahai insani bila sesungguhnya takkan pernah ada satupun kekurangan serta beribu ribu ketidak berdaya'an yg sanggup hidup dalam lingkup keberada'an diri andai manusia bisa menyingkap deretan makna magis tentang sebuah arti kelahiran karena sebenarnya Allah swt telah senantiasa meletakkan sebilah kelebihan diantara kelemahan hingga sampai menyematkan sebongkah keistimewa'an disetiap tepian sisi ruangan kebodohan

                                                                             By.Dakara effendi

Sabtu, 23 Agustus 2014

TELAGA BISU


Belajarlah hidup kepada kehidupan tanpa ada setitikpun kebimbangan yg menggelayut mesra didalam dada lantaran kehidupan takkan pernah sejenakpun akan mendustai kenyata’an tentang semua prihal prihal kebenaran nun dicurahkan diatas lembaran pustaka duniawi disaat ILLAHI menyuguhkan  tiap kisi kisi pesona hidup terhadap sipenikmat kehidupan namun janganlah pernah sedetikpun mempunyai hasrat teruntuk mengajari kehidupan akan titian hidup karena rotasi waktu kehidupan telah lebih dahulu memiliki semua ruas ruas tangga mengenai rona rona warna hidup & belajarlah untuk mencoba selalu meyakini satu cahaya kebenaran yg tumbuh subur dilingkaran altar kehidupan bahwa segala sesuatu nan ada dialam semesta adalah berkah jua anugerah terindah dari sang pencipta meskipun itu hanya berupa sebuah pelukan jemari tangisan kesedihan niscaya tetaplah terus memacu derap langkah teruntuk menggapai mahkota bahagia walaupun runcingnya ujung sembilu seringkali menusuk serta menikam detak nurani sebab setiap rinai rinai kebenaran selalu pasti memiliki caranya sendiri sendiri manakala mengungkap tabir kebohongan dari sesuatu nun tersembunyi hingga sampai keruangan pendusta'an yg sengaja ditutupi agar tiada satupun atma nan kuasa mengetahui kecuali dirinya sendiri dengan harapan supaya seseorang tersebut senantiasa mampu untuk tetap terlihat bersahaja tidak bernoda nista dihadapan tatap mata insani lainya

                                                                             By.Dakara effendi

Jumat, 22 Agustus 2014

LANGKAH YG TERTINGGAL

Tidak akan pernah menyesal keberada’an sebuah lingkaran dermaga meskipun beranda tempat haluanya tersebut hanya senantiasa sekedar dijadikan sebagai sebuah altar untuk sejenak persinggahan ataupun teruntuk sepintas membenahi sendi sendi ikatan armada nun terkikis aus hingga berkarat semata walau setelahnya hanyalah sisa sisa noda yg didapatkan Serta tidak pernah sekalipun tangan sebelah kiri akan mengumpulkan puingan puingan airmata kekecewa'an menjadi satu amarah dalam dendam meski keberada'anya selalu difatwakan menjadi jemari terburuk lantaran tangan sisi kananlah yg seringkali dikatakan lebih baik walaupun sesungguhnya itu adalah hasil akibat kesalahan cara pandang nan tersamarkan & tidak pernah berlari sejengkalpun kesalahan dari setiap bayangan manusia manusia nun masih bebas berjalan menghirup nafas kehidupan biarpun sang insani terus belajar jua tiada berhenti memahami tentang sesuatu gambaran yg dinamakan kebenaran sebab siapapun kita didunia maka diri ini tetaplah sihamba sahaya nan dipastikan selalu dibelenggu oleh keterlupa'an hingga sampai kekhilafan niscaya tiada perlu membalas pemberian kebohongan dengan menghibahkan pendusta'an serta tiada guna membalas segumpal umpatan hina dengan menggemakan seruan sumpah serapah & tiada jua musti harus membalas penghianatan dengan mempermalukan sesiapapun seorang ia tetapi biarkanlah rintik rintik kuasa TUHAN sendiri yg membalaskanya buat dirimu karena kita hidup diantara kehidupan bukanlah teruntuk menciptakan seikat ketentuan nun memalukan

                                                                            By.Dakara effendi

SENJA YG TENGGELAM

Siapapun pada awalnya akan pasti selalu merasa bangga dengan sebuah keberada'an bejana yg sudah menjadi pilihanya tetapi tidak mungkin semuanya sanggup untuk dipastikan mampu tetap setia terhadap sesuatu pilihan nan telah bisa direngkuh dimilikinya manakala gejolak rasa dalam jiwa jiwa mulai merasakan atau menyaksikan bahwa ternyata seuntai wujud yg telah berada diantara pelukan tiada seutuhnya sama seperti juntaian warna bayangan didalam ruangan asa lamunanya & sesiapapun pula pada mulanya pastilah akan sering membanggakan pilihan hidupnya dengan mengatakan jika pilihanya ialah terindah namun ternyata kenyata’an berkata lain bila tidak semua manusia itu akan selalu memiliki kesanggupan untuk tetap teguh bertahan dari segala macam macam gelitik kekurangan nun merajuk agar supaya satu kebersama'an senantiasa terus terikat utuh dalam belenggu kesetia'an maka kitapun seharusnya belajar teruntuk selalu melangkahkan armada kebersahaja'an hingga berlabuhnya sampan pilihan dengan cara berjalan bersama sama jua sampai saling bahu membahu teruntuk saling melengkapi sejuta ketidak berdaya'an melalui tindakan kesederhana'an arah pandang hingga sama sama menyayangi segala kekurangan serta bukan lagi basuhan kasih sayang nan dikarenakan oleh sekelumit keistimewa'an jua kemewahan niscaya dilain sisi telaga hati semestinya kitapun sudah harus mengerti bahwa prihal tersulit dalam menjalani hidup bukanlah dikala hasrat menentukan pilihan letak teruntuk jemari nurani menanamkan tunas tunas impian akan tetapi ketentuan tersulit adalah bagaimana menjaga pilar pilar istana kesetia'an agar tetap kokoh menggenggam atma jua rasa semesta penuh dengan keteguhan sewaktu ketulusan tengah digoda oleh jiwa ketiga supaya bingkai kehidupan nun telah nurani kita pilih tercampakkan

                                                                            By.Dakara effendi