Tidak satupun kebijakan ataupun
satu keharusan nun difirman oleh keagungNYA bahwa wujud terbagus hanya untuk
bentuk terbaik jua bengala kusam hanya diperuntukkan buat cermin terburuk karena
sesungguhnya ketentuan antara pantas hingga tiada layak teruntuk bernafas
bercengkrama bersama lukisan likisan yg jauh lebih elok keada’anya tersebut
seringkali ada tercipta lantaran disebabkan oleh buah opini hingga sampai kepribadian
manusia itu sendiri nan sengaja membuat bingkai keada'an orang lain menjadi
tidak layak menjamah ranah kehidupan ataupun menjalani hidup berdampingan
bersama atma harapannya apabila lentera insan pilihanya tersebut lebih terang bersinar
niscaya inilah sepenggal kenyata;an kisah yg selalu terjadi disekatan realita
cerita duniawi dimana sekarang bukan lagi sebuah kebersahaja'an sanubari nun
diprioritaskan menjadi titik neraca utama sampai terakhir jiwa karena kini
hampir seluruh pengertian hamba sahaya bumi hanya selalu memandangkan asa
asanya kepada sesuatu kebahagia’an nun disebut lembaran lembaran kertas bertuah
penuh kuasa serta dibirunya kekentalan darah tanpa sepintaspun orang orang
tersebut ingin berfikir dahulu untuk menela’ah & mengkaji tiap tiap istilah
atau ucapan ucapan falsafah yg sudah direngkuh menjadi kacamata pengetahuannya
agar ia mampu menyadari segala kesalahanya hingga bisa menerima satu kebenaran
hakiki bahwa sewaktu keajaiban ALLAH SWT menciptakan manusia beserta kelebihan
sampai kekuranganya niscaya sang penciptapun tiada pernah meminta satupun
syarat nun berupa kemilau harta benda dengan tujuan supaya kita senantiasa pantas
serta layak manakala duduk bersanding bersama jua disaat sedang berdiri sejajar
tanpa ada satupun tonggak tonggak perbeda'an kecuali sebatas jenis tubuh yaitu
antara kaum adam kaum hawa bukanya lagi tentang seberapa banyakah timbunan harta
hingga setinggi apakah derajat kasta kita
By.dakara effendi