Rabu, 25 September 2013

TERBANG & TENGGELAM


Menarilah dengan istiqomah dibawah juntaian warna lembayung munajah beriramakan suara suara pembuka pintu surga disaat menyongsong buah asa & jangan hanya berdiri termangu dalam diam ataupun selalu mematrikan pijakan pijakan perjalanan pendakian diatas bongkahan bongkahan letak penantian segala wujud hasrat dikalbu manakala ingin mewujudkan tiap kenyata'an dikehidupan karena berjuta juta penggalan doa yg kita munajahkan selamanya takkan pernah sanggup mendatangkan wajah kehadiran apabila diantara serpihan serpihan perminta'an nun dipanjatkan tiada diselimuti dengan sekuntum gerakan perajutan lantaran disebabkan kita bukanlah siwaliallah ataupun para nabi yg puing puing permohonanya senantiasa terijabahi oleh basuhan keajaiban keajaiban ILLAHI niscaya janganlah pernah beranggapan jika semuanya pasti akan terberikan seperti ukiran ukiran kiasan kata filsafah sebagian manusia biasa bahwasanya ALLAH SWT itu pastikan memberikan sesuatu tentang apapun yg nurani ini harapkan jikalau nan kita minta melebihi anugerah rejeki hari hari yg selalu sang khidir hiba berikan diwaktu sepertiga malam sebelum fajar datang menjelang maka ketahuilah bahwa segala isi semesta diatas tanah fana ialah bentuk kepastian nan dihadirkan berpasang pasangan serta berdampingan supaya saling menjadi pelengkap hingga penyeimbang laksana berusaha raga bersama istiqomahnya desahan doa doa jua bagaikan aliran nirmala nan takkan pernah bias digunakan sebagai penyejuk dahaga andai tiada satupun gerakan jemari tangan yg meraih air dalam tungku teruntuk menyuapi sekatan rongga bibir nun mengering

                                                              By.Dakara effendi

JANGAN HANYA DIAM MENUNGGU KEMATIAN

Hidup adalah sederet perjalanan tentang sebuah kisi kisi warna langkah kehidupan cucu adam manakala menuju kedalam belenggu keabadian dua ruang kebenaran antara bejana kebahagia'an surgawi ataukah panasnya tungku pembalasan api neraka lantaran karena hidup bukanlah segurat ukiran permainan laksana seonggok bilah bilah wayang digenggaman para dalang seperti yg seringkali difilsafatkan oleh banyak hamba sahaya diluar sana dimana sebab setiap manusia nun dilahirkan hidup senantiasa pasti diberkahi dengan segumpal karunia kekuatan diantara kelebihan yg hakiki sebagai beban penyeimbang perjalanan duniawinya & bukan hanya dianugerahi oleh segunung bentuk kekurangan niscaya janganl pernah menyerah kalah tatkala seluruh jiwa tengah melangkahkan segenap cita citanya untuk memupuskan tiap tiap wajah rasa kejenuhan penghambat laju gerakan impian hingga didatangkanya sebilah satu titah ketentuan berbentuk takdir ILLAHI bahwasanya hari ini kehidupan nyawa kita telah sampai kepada altar batas waktunya buat atma kembali pulang diatas pangkuan sang pencipta alam beserta isinya namun janganlah pula pernah nurani menyesali seuntai pemberian bunga bunga karma yg sudah TUHAN berikan kepada hidup kita apabila tulah rasa tersebut tiada indah seperti kisah dalam lamunan dikala kesendirian maka percayalah jika semua lingkup keada'an dikehidupan fana tersebut sesungguhnya ialah selalu sama tidak berbeda bila hati mampu menjalani nafas kefana’an ini dengan mahkota sederhana meskipun tonggak tonggak istana jua tahta kehidupan kita bersinggasana diatas ranah kemenangan asa

                                                              By.Dakara effendi