Selasa, 19 Maret 2013

KESAH DARIKU UNTUKMU AYAHKU

Lihat amatilah sketsa cerita dunia fana melalui celah ruang alam abadimu tentang gerak belaian riak riak gelombang karma nan sudah jauh terjadi dijalani oleh anak serta cucu cucumu wahai engkau ayah karena selepas kepergianmu setiap ketentuan tersebut senantiasa sanggup menimbulkan percikan percikan api dilema dalam benakku antara ikut berbaur diperjuangan harapan ataukah lebih memilih diam ditengah tengah seribu ketidak pedulian & mengertikah engkau ayah bahwa betapa perih rasa kalbu ini setiap kali menyaksikan ulah tingkah mereka saudara saudaramu nan sengaja memperlakukan denyut nyawa penerus margamu tatkala dengan begitu mudah memainkan tarian jemari diatas kulit raga di'iringi ungkapan kata kata cela teruntuk titisan darahmu sedang keberada'an mereka seharusnya mampu menjadi dewa pelindung bukan sang penghukum namun sejauh ini kuhanya mampu hening dalam sejuta kebimbangan untuk menentukan pilihan sikap demi terlahirnya sebuah keputusan atas keidak berdaya'anku merubah isak derita menjadi senyuman tawa tetapi sederet tanya diri sendiripun datang menyapa bila sampai kapan kuharus belari menjauh jua bersembunyi dibalik tirai kesabaran sedangkan sesungguhnya kumengerti jika kelambu tersebut hanyalah satu alibi dari kebohonganku atas ketakutanku agar kutiada pernah dikatakan sebagai manusia pecundang niscaya hari itu kuterpaksa melakukan sebuah tindakan ( ayah mereka memang layak mendapatkan kekerasan itu dariku ) untuk mengurangi beban nun sejauh ini telah menekan hidupku lantaran kutelah begitu lelah berpura pura hidup dalam senyuman kala menatap semua perlakuan mereka diatas kegagalan cita cita semasa kecil nun musnah terbawa oleh desahan hangat nafas terakhirmu

By.Dakara effe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar